Sukabumi Mubarokah: Bojongsari Tunjukkan Spirit Kolektif dan Kultural di Musrenbangdes

SkriKandiNews

BOJONGSARI, JAMPANGKULON — Pemerintah Desa Bojongsari resmi menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) pada Jumat, 19 September 2025, sebagai forum strategis untuk merumuskan arah kebijakan pembangunan tahun anggaran 2026. Bertempat di aula kantor desa, kegiatan ini dihadiri lebih dari 60 peserta dari berbagai unsur masyarakat, termasuk perangkat desa, tokoh masyarakat, pemuda, lembaga kemasyarakatan, serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas.

Mengusung semangat “Sukabumi Bumi Mubarokah”, Musrenbangdes tahun ini menekankan nilai keberkahan, kebersamaan, dan gotong royong sebagai fondasi pembangunan. Forum ini menjadi ruang partisipatif untuk menyelaraskan kebutuhan riil warga dengan potensi lokal dan tantangan eksternal, baik di bidang ekonomi, sosial, maupun lingkungan.

Salah satu agenda utama adalah penyesuaian terhadap RPJMDes 2019–2027, sebagai respons terhadap dinamika sosial-ekonomi dan perkembangan potensi desa. Selain itu, forum menetapkan Daftar Usulan Rencana Kegiatan Pembangunan Desa (DURKPDes) tahun 2027, mencakup prioritas seperti peningkatan infrastruktur, penguatan BUMDes, pemberdayaan UMKM, serta pelestarian kuliner dan budaya lokal.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Bojongsari, Rahmat, menegaskan bahwa pembangunan desa bukan sekadar teknokrasi, melainkan proses kolektif yang berakar pada nilai-nilai spiritual dan aspirasi warga. “Kami ingin pembangunan lahir dari suara warga, tumbuh dari kebutuhan nyata, dan membawa berkah bagi semua,” ujarnya.

Fokus pembangunan tahun 2026 akan diarahkan pada peningkatan infrastruktur fisik di wilayah Kadus III dan IV, dengan Dana Desa telah dialokasikan untuk mendukung pelaksanaan program tersebut.

Sebagai penutup, Kepala Desa menyampaikan laporan distribusi insentif kepada lembaga-lembaga desa seperti PKK, LPM, Karang Taruna, MUI, dan Binmas, sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka dalam pembangunan sosial.

Musrenbangdes Bojongsari 2025 menjadi bukti bahwa pembangunan desa bukan hanya soal anggaran dan proyek, tetapi tentang harapan kolektif, partisipasi aktif, dan tekad bersama untuk menciptakan ruang hidup yang bermakna dan berkelanjutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *